Pemerintah Norwegia bersama dengan pemerintah Indonesia berkomitmen menjaga lingkungan, mengurangi emisi, dan mencegah penggundulan hutan. Manifestasi komitmen itu ditempuh dalam dunia pendidikan sejak usia dini.

"Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang penting dalam menjaga lingkungan," kata Menteri Lingkungan dan Pengembangan Norwegia, Erik Solheim, usai Polar Norway Exhibition di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Senin.

Eksibisi itu melukiskan berbagai hal yang terjadi saat ini terkait pemanasan global. Kehidupan beruang kutub (Ursus maritimus) yang mulai berubah menjadi indikator perubahan iklim global yang mudah dijejaki umum.

"Kehidupan beruang di kutub sudah berubah, ini menandakan iklim yang berubah," katanya.

Untuk itu, kata dia, manusia yang hidup di muka bumi mempunyai kewajiban yang sama dalam menjaga dan melindungi bumi dari perubahan iklimi.

Sementara itu Menteri Pendidikan Nasional M Nuh mengatakan Indonesia dan Norwegia mempunyai kesadaran yang sama dalam menjaga lingkungan.

Ia mengatakan mencairnya es di kutub utara dan selatan menandakan perubahan iklim di muka bumi. Kejadian tersebut bisa berdampak pada naiknya permukaan air laut yang bisa menyebabkan banjir.

"Ini seharusnya kita waspadai perubahan iklim yang terjadi saat ini," katanya.

Dia katakan, pemerintah Indonesia dan Norwegia mempunyai komitmen yang sama tentang perubahan iklim.

Menteri mengatakan perguruan tinggi juga diharapkan dapat menjadi agen kolektif yang bisa menyuarakan tentang perubahan iklim sehingga bisa mencegah dan menjaga lingkungan.

Sebenarnya, kata dia, bukan hanya kewajiban sektor pendidikan untuk menjaga lingkungan tetapi juga sektor-sektor lainnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pengenalan lingkungan juga dilakukan sejak pendidikan dasar melalui kurikulum. Selain itu juga harus dibangun budaya sadar lingkungan. (ANTARANEWS)