"Are we going to talk about Stella McCartney using Ankara prints, meanwhile there was only ONE African model on her runway?!" tulis Amarachi di Twitter.
Koleksi Stella McCartney Spring-Summer 2018 (Foto: Pascal Le Segretain/Getty Images)
|
Kritikan pedas juga datang dari sebuah artikel di situs berita OkayAfrica yang menyebut Stella sebagai 'kolonialis fashion'. Dalam artikel itu juga, para desainer barat diminta untuk mencomot sembarang desain khas Afrika lalu mengklaim sebagai desainnya tanpa membayar royalti.
Dilansir Fashionista, motif yang diperkarakan itu rupanya masih memiliki hubungan dengan batik. Adalah penjajah asal Belanda yang membawa teknik pembatikan khas Indonesia masuk ke tanah Afrika di zaman kolonialisme dulu.
Seiring berjalannya waktu, teknik pembatikan di Afrika terus berevolusi dan menghasilkan beragam motif. Salah satunya motif ankara.
Koleksi Stella McCartney Spring-Summer 2018 (Foto: Pascal Le Segretain/Getty Images)
|
Sampai sekarang, orang-orang Afrika mengenalnya sebagai kain malam khas Belanda. Kain ini sangat populer di Afrika, begitu pula di Belanda.
Menanggapi komentar miring tersebut, pihak Stella McCartney menegaskan bahwa koleksi Spring-Summer 2018 merupakan buah kolaborasi Stella dengan Vlisco.
Berbasis di Belanda, Vlisco dikenal sebagai perusahaan tekstil yang konsisten memproduksi 'batik' khas Belanda sejak 1846.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar